Ngopi...satu
kata sederhana yang memberikan banyak makna. Ngopi...satu kata saja namun
menghangatkan banyak orang. Ngopi...satu kata hangat mencairkan suasana. Ya kisah
ini berawal dari secangkir kopi panas.
Hari ini hujan.
Namun aku tetap melanjutkan perjalananku menuju rumah. Jarak dari kampus ke
rumah tidak begitu jauh, juga tidak terlalu dekat. Hanya sekitar satu jam
perjalan dengan sepeda motorku, sepeda kesayanganku, teman seperjalanku.
Sahabat sejatiku yang selalu menemaniku kemanapun, tidak pernah mengeluh dan
tidak pernah mengatakan lelah.
Laptop
dipunggungku sudah tidak kuat menahan dinginnya air hujan. Sepatu Converse ku
sudah tidak lagi kering. Dan gigi-gigiku pun sudah mulai beradu satu sama lain.
Tubuhku bergetar. Akhirnya ku putuskan
untuk menepi sebentar di sebuah warung kopi. Warung kecil di pinggir jalan.
Dengan lampu redupnya warung kopi ini terlihat hangat. Dengan hanya melihatnya
aku dapat merasakan hangatnya suasana dalam warung itu. "Mba, kopi-nya
satu ya mba" begitu kataku. Berselang beberapa menit kemudian akhirnya
kopi pesananku tiba dihadapanku. Ku seruput sedikit demi sedikit.
Hangat...terasa hangat. Sejenak ku dapat melupakan derasnya hujan malam ini. Ku
lupakan sejenak kuyupnya sehelai kain yang membungkus daging dan tulangku.
Tak lama setelah
kedatanganku, masuklah seorang laki-laki paruh baya dengan pakaian basah
kuyupnya dia menggigil. Ku perhatikan sekelilingku...tidak ada yang
menghiraukan lelaki paruh baya ini. Entah apa yang salah dengan mereka, atau
apa yang salah dengan lelaki ini, atau hanya aku yang aneh, merasa kasian
dengan lelaki paruh baya dengan baju lepeknya ?
Akhirnya ku
putuskan untuk memulai sebuah percakapan sederhana. "emm bapak dari mana
mau kemana ?". "Kakek dari Laladon mau pulang dek", begitu
jawabnya. Setelah kami bercakap-cakap akhirnya ku putuskan untuk memberikan secangkir
kopi yang ada dihadapanku pada Lelaki
luar biasa ini. "Makasih ya dek" tiga kata yang membuat hatiku
bergetar. Bukan karena ucapan terimakasihnya, melainkan karena binar matanya.
Sungguh saat itu membuat hatiku tenang. Indahnya berbagi. Berbagi kebahagiaan
bersama orang lain.
Setelah kejadian
itu akhirnya hujan pun reda. Aku berpamitan pada Lelaki tua itu. Ku cium
tangannya. Sekilas ku ingat almarhum Bapakku. Bapak yang selalu memberikan
kehangatan. Bapakku telah pergi meninggalkan ku beserta keluarga. Namun hal itu
tidak menyurutkan semangat kami untuk tetap meneruskan hidup kami. Karena kami
percaya, Bapakku akan baik-baik saja disana. Kelak nanti kami akan menyusulnya.
Kupikir, sekarang bagaimana kita mempersiapkan bekal yang akan kita bawa nanti.
Oh Bapakku, semoga kelak kita akan berkumpul lagi di Surga-Nya yang indah.
Dari kisah
tersebut aku sadar, betapa indahnya membuat orang lain tersenyum. Sungguh
kepuasan batin yang tidak akan bisa didapat dengan apapun kecuali dengan
'Berbagi'.
Dan saat itu
pula aku sadar, kita tidak hidup sendiri. Masih banyak orang lain diluar sana.
Dan akhirnya ku mengerti, hanya dengan berbagi kita dapat menyatukan dunia.